Konon
penjara bawah tanah di Indonesia merupakan penjara bawah tanah
terangker di Asia. Berikut penjara-penjara bawah tanah di Indonesia.
1. Penjara Bawah Tanah Benteng Vastenburg, Solo
Benteng
megah di tengah Kota Bengawan ini, sekarang tinggal bangunan yang tak
berharga dan ditumbuhi rumput ilalang yang lebat. Dalam konteks
morfologi perkotaan, benteng itu memiliki peranan penting yakni pusat
hubungan Solo-Semarang.
Di
tempat itu, kekuatan pasukan Belanda dipusatkan. Konon, juga ada
semacam bungker bawah tanah yang cukup luas di bawah benteng. Bungker
tersebut digunakan untuk penjara para tawanan.
2. Penjara Bawah Tanah Benteng Pendem, Cilacap
Siapa
sangka di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, seperti Cilacap menyimpan
sebuah benteng yang sangat unik. Benteng itu bernama Benteng Pendem yang
dulunya di tahun 1861 merupakan benteng pertahanan tentara Hindia
Belanda saat menghadapi bangsa Indonesia. Benteng
di pesisir pantai Teluk Penyu ini menempati area seluas 6,5 hektare
dengan beragam fasilitas wisata, seperti benteng, terowongan, landasan
meriam, dan penjara bawah tanah.
3. Penjara Bawah Tanah Benteng Malborough, Bengkulu.
Objek
wisata Benteng Marlborough terletak di Kelurahan Kampung Cina,
Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Benteng ini menjadi pusat
kedudukan tentara Inggris di Bengkulu. Benteng berbentuk segi empat
dengan ukuran panjang 240 meter dan lebar 170 meter. Benteng ini
didirikan oleh The Britsh East India Company pada tahun 1713 dan selesai
pada tahun 1719.
Di
benteng bagian barat daya terdapat di sebelah kiri dan kanan lorong
benteng. Di sebelah kiri terdiri dari 7 lokal atau ruangan. Dinding
ruangan tersebut dari pasangan batu kali, batu karang, bata dengan
mempergunakan perekat campuran kapur, pasir dan tepung bata. Disamping
ruangan tersebut terdapat juga ruangan yang teretak di bawah kaki
kura-kura barat daya, yaitu rungan penjara bawah tanah, yang terdiri
dari tiga ruangan yang keadaanya sangat gelap.
4. Penjara Bawah Tanah Museum Fatahillah Jakarta.
Museum
Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum
Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah
No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi. Gedung
ini dulu adalah sebuah Balai Kota yang dibangun pada tahun 1707-1710
atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu menyerupai
Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di
bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai
kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai
sebagai penjara.
Objek-objek
yang dapat ditemui di museum ini antara lain perjalanan sejarah
Jakarta, replika peninggalan masa Tarumanegara dan Pajajaran, hasil
penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik mulai dari abad ke-17
sampai 19, yang merupakan perpaduan dari gaya Eropa, Republik Rakyat
Cina, dan Indonesia.
5. Penjara Bawah Tanah Lawang Sewu, Semarang
Lawang
sewu dibangun pada sekitar tahun 1903 dan pada masa pemerintahan
Belanda gedung berlantai dua dan mempunyai ruang bawah tanah ini
berfungsi sebagai kantor dari NIS (Nederlansch Indishe Spoorweg
Naatschap). Sisa peninggalan Belanda yang masih terlihat jelas pada
lawang sewu adalah ornamen khas eropa yang terdapat pada jendela besar
di dalam gedung.
Ruang bawah oleh Jepang di gunakan sebagai penjara. Karena ruangannya yang sangat sempit dan atapnya rendah penjara-penjara ini dinamakan sebagai penjara jongkok. Sumber cahaya yang sangat minim dan kondisi ruangan yang lembab membuat suasana di dalam penjara jongkok ini cukup membuat merinding bulu kuduk.Tanah ini sering dipakai sebagai tempat eksekusi para pemuda Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap Jepang dan jasad-jasad mereka dibuang ke kali yang terletak di sebelah gedung ini.
Pengalaman seseorang disini.
6. Penjara Bawah Tanah Benteng Rotterdam, Makassar
Benteng
Rotterdam yang sekarang dikenal dengan nama Benteng Makassar, adalah
salah satu peninggalan sejarah keperkasaan kerajaan masa lalu Sulawesi
Selatan. Kerajaan Gowa yang merupakan kerajaan yang sangat kuat dan
berjaya pada abad XVII, dengan kota perniagaannya Makassar.
Di
dalam benteng ini, juga terdapat Museum La Galigo yang diresmikan
pemerintah pada tahun 1974. Masih di dalam benteng, juga terdapat sebuah
bangunan kuno yang dulunya menjadi ruang tahanan Pangeran Diponegoro
yang diasingkan dari Tanah Jawa oleh Belanda, usai Perang Jawa
1825-1830.
Ruang
tahanan bekas Pengeran Diponegoro, merupakan sebuah sel penjara dengan
dinding melengkung namun amat kokoh. Di ruang itu disediakan sebuah
kamar kosong beserta pelengkap hidup lainnya seperti peralatan salat, Al
Quran, dan tempat tidur.
7. Penjara Bawah Tanah Polwiltabes Surabaya
Gedung
ini telah direstorasi pada saat Irjen Pol Anang Iskandar menjadi
Kapolwitabes Surabaya 2007 lalu. Gedung utama menjadi utuh lagi. Bunker
untuk penjara bawah tanah dibuka lagi meskipun tidak lagi dihuni.
Gedung utama ini memiliki empat ruangan utama. Semua ruangan itu termasuk kusen pintunya tidak ada yang berubah. Sekarang Kapolwil, Wakapolwil dan sejumlah kabag menempati gedung ini. termasuk ada ruang rapat dan lobi yang langit langitnya tinggi. Di bawahnya ada penjara bawah tanah yang tingginya satu meter. Pintu masuknya ada dua, namun sekarang yang terlihat hanya satu di sisi utara.
8. Lubang Jepang Bukittinggi
Lubang
ini sebenarnya lebih tepat disebut terowongan (bunker) Jepang. Dibangun
tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan tentara Jepang dalam Perang
Dunia II dan perang Asia Timur Raya atas perintah pemerintah militer
Angkatan Darat Jepang untuk Sumatera berkedudukan di Bukittinggi dengan
Komandan Tentara Pertahanan Sumatera Jendral Watanabe. Terakhir
komandemen militer se-Sumatera dipimpin oleh Seiko Seikikan Kakka yaitu
Jendral Kabayashi, Walikota terakhir Sito Ichori. Bukittinggi dengan
nama Shi Yaku Sho meliputi Kurai Limo Jorong dan juga mencakup Ngarai
Sianok, Gaduik, Kapau, Ampang Gadang, Batutaba dan Bukit Batabuah.
Lubang Jepang memiliki panjang sekitar 1400 m dan lebar ± 2 m. Kita
dapat masuk ke Lubang Jepang ini dan dengan menelusurinya kita akan
merasakan sensasi yang sangat unik. Didalamnya terdapat ruang makan,
ruang minum, ruang penyiksaan, dapur dan ruang persenjataan.
9. Penjara Benteng Van Den Bosch, Ngawi
Di Ngawi, Jawa Timur ada benteng pendem juga.
Benteng
Van Den Bosch dibangun pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1839 –
1845 dengan nama Font Van Den Bosch . Terletak di Kelurahan Pelem ,
Kecamatan Ngawi wisata sejarah ini mudah dijangkau dengan alat
transportasi karena letak dekat dengan pusat kota Ngawi.
0 komentar:
Posting Komentar